Rabu, 02 Maret 2016

Ternyata Mama Menyayangiku...



            Suara hujan yang begitu deras sangat menusuk di hati ku. Mengingat semua kejadian itu, rasanya ingin sekali aku menangis. Tetapi papaku bilang aku masih kecil untuk mengingat itu semua.
            Pada sat usiaku 4 tahun, makaku meninggalkanku. Aku sangat ingin melihat wajah mamaku. Karena keinginanku, ku mendesak papa agar memperlihatkan foto mama kepadaku.
            “Pa…. Papa masih menyimpan foto mama?” tanyaku. Papa hanya terdiam melihatku dan memelukku.
            “Pa… tolong beritahu aku wajah mama dan apa sebabnya mama meninggalkanku” kataku.
            “Vir… Pada saat waktunya telah tiba papa akan member tahumu tentang mama” jawab papa.
            “Kenapa pa…. aku sudah besar, selama ini papa tidak pernah memberitahuku perihal mama” kataku. “Mohon pa.. tolong beritahu aku.” Pintaku.
            Papa hanya melihatku begitu saja dan meninggalkanku. Aku merasa kecewa, papa tidak memberitahuku. Bulan demi bulan, tahun demi tahun usiaku telah beranjak dewasa.
            Pada saat papa hendak berangkat ke kantor, aku menanyakan pertanyaan yang membuat papa terdiam lagi. Setelah beberapa menit terdiam papa tersenyum kepadaku.
            “Vira… baiklah papa akan mengatakan yang sebenarnya, sebelum itu pada akan memperlihatkan foto mamamu dahulu.” Kata papa.
            Papa mengeluarkan sebuah dompet hitam lalu mengambil sebuah foto kecil dan memperlihatkannya kepadaku. “Inilah wajah mamamu, Vira” kata papa. Aku hanya terdiam menatap foto wajah mamaku. Setelah itu, papa melanjutkan ceritanya…
            “Pada saat usiamu 4 tahun…
Papa sedang pergi ke luar kota. Mama dan kamu hendak pergi ke kota untuk membeli sebuah sepeda untukmu. Dalam perjalanan ke kota, mama dan kamu dihadang 4 preman. Mamamu memberhentikan laju mobilnya dan langsung memelukmu. Preman-preman itu membuka pintu mobil dan memerintahkan agar kalian berdua keluar dari mobil. Karena mama takut akan terjadi hal-hal yang diinginkan, mama hanya pasrah dan keluar dari mobil bersamamu. Preman-preman itu masuk ke dalam mobil dan perlahan-lahan menjalankan mobilnya. Karena preman itu takut mamamu akan melaporkan kejadian itu kepada polisi, preman itu mengeluarkan pistol dan mengarahkannya kepadamu, lalu menarik pelatuk pistol tersebut dan keluarlah sebuah peluru ke arahmu. Sebelum peluru itu mengenaimu, mama melepaskan pelukanmu darinya, pada saat itu juga peluru itu mengenai mamamu. Setelah preman itu lari dan membawa mobilnya, ternyata seorang melihat semua kejadian itu. Seseorang itu berlari ke arah mamamu dan mengambil handphonenya dan ia menelpon papa. Karena mendengar kejadian itu, papa segera menuju ke tempat kamu dan mamamu berada. Setelah papa sampai di tempat kejadian itu, mamamu sempat berpesan kepada papa bahwa “mama sangat menyayangimu lebih dari nyawanya sendiri…. Dan seketika itu juga mamamu meninggalkan kita”.
            “Vira…. Maafkan papa tidak memberitahu kejadian ini sebelumnya kepadamu” kata papa. Aku terdiam dan menangis mendengar kejadian itu, lalu aku memeluk papa seerat-eratnya.
            “Pa… papa tidak perlu meminta maaf kepadaku, aku tahu papa sangat menyayangiku juga” jawabku.
            Aku melepaskan pelukanku dan melihat air mata papa telah berlinang, secepatnya kuhapus airnya. Sekarang aku mengerti maksud dari papaku memberitahuku pada saat yang tepat..
            “Terima kasih mama…papa… aku sangat menyayangi kalian berdua”

Ditulis oleh : Ayu Salsabila
(Santriwati SMP kelas III  Ma’had Muhammad Saman, Desa Telaga Sari Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang Sumatera Utara)


            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar